Prabowo Sebut Pendemo Sebagai ‘Evil’, Tim Advokasi Lokataru Foundation: Pernyataan yang Tak Logis

0
179

JAKARTA, 1 Oktober 2025 – Presiden RI Prabowo Subianto melontarkan pernyataan kontroversi saat berpidato di acara Musyawarah Nasional (Munas) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Senin (29/9/2025). Ia menyinggung soal peristiwa gelombang demonstrasi Agustus lalu. Didalamnya, Prabowo menyebut kata ‘evil’ yang secara harfiah berarti jahat.

Pernyataan Prabowo tersebut sontak mendapat respons dari perwakilan Tim Advokasi Lokataru Foundation Fian Alaydrus. Saat ditemui Pedeo Project, Fian menerangkan bahwa pernyataan Prabowo tersebut sangat provokatif dan bahkan tidak punya pembenaran yang logis.

“Dengan apa yang diutarakan Pak Presiden, secara logis berarti Pak Presiden menganggap mereka-mereka para tokoh GNB seperti Ibu Shinta (Nuriyah Wahid), Lukman Hakim, Karlina Supeli, Romo Magnis, Komarudin Hidayat, Beka Ulung dll sebagai penjamin penangguhan penahanan dari orang-orang yang melakukan kejahatan, immoral, melawan kebaikan. Semoga saja tidak kualat menuduh istri Gus Dur dan seorang Romo sebagai pihak yang demikian,” tuturnya.

Menurut Fian, pernyataan Prabowo salah sasaran. Apa yang dilakukan Delpedro dkk jelas bukan penghasutan, Lokataru Foundation juga bukan organisasi ‘jahat’ yang mendorong perusakan dan pembakaran. Justru Delpedro dan Lokataru mendorong adanya keadilan bagi pelajar yang ditangkap sewenang-wenang dengan membuka posko aduan.

Fian pun menambahkan, “Lokataru Foundation dibawah kepemimpinan Delpedro bahkan mendukung program koperasi dari pemerintah terkait tata kelola sawit, sebagai pemberdayaan bagi para petani swadaya sawit. Ini semua dilakukan dalam fokus area kerja Lokataru untuk mendorong keadilan ekonomi. Lokataru pun bahkan sedang melakukan riset tata kelola haji yang berkeadilan dan demokratis, dengan harapan dapat memperbaiki potensi korup dan pelayanan yang buruk bagi jamaah.”

“Kurang Asta Cita apalagi Delpedro dan Lokataru? Dengan begitu apakah Delpedro dan Lokataru merupakan kekuatan ‘evil’ yang mendukung program pemerintah?” tegasnya kembali.

Terakhir, Fian menilai, barangkali yang dimaksud oleh Presiden adalah pendemo perusuh. Namun, fakta berkata sebaliknya. Delpedro, Muzaffar, Syahdan, Khariq, Wawan, Paul di Jogja dan Sam Oemar di Kediri, bahkan beberapa pelajar yang hanya lewat dan menonton demonstrasi malah diringkus, dipukuli, dan sampai dijadikan tersangka. Padahal mereka tidak ada kaitannya dengan kerusuhan dan perusakan yang dimaksudkan Presiden.

“Inilah jika pencarian fakta yang dilakukan pemerintah tidak komprehensif. TGPF pun tidak mau dibentuk, jadi siapa yang tidak gentle disini. Dibuka dulu seluas-luasnya sehingga clear faktanya seperti apa. Kasihan juga jika Pak Presiden tidak memiliki informasi yang lengkap sebagai kepala negara,” pungkasnya.

Leave a reply